iron man dari bali, bali, tukang las
Ini lah berita yang sering di liput media tv di indonesia.
Kisah seorang I Wayan Sumardana alias Tawan (31), yang dijuluki media sebagai Iron Man asal Bali, mendapat reaksi luar biasa di media sosial.
Sebelumnya, Wayan, mengaku menciptakan tangan robot yang dipakainya sendiri.
Ia mengaku, tangan mekanik ini bisa membantu gerak di lengan kirinya yang menurutnya lumpuh.
Yang hebat, Wayan mengaku, tangan robotnya ini bisa bergerak dengan pikirannya, sehingga hanya dia yang bisa menggunakanya.
Setelah berita-berita soal Wayan dimuat di banyak media, banyak netizen yang memberi apresiasi luar biasa kepada pria asal Bali ini.
Tak sedikut pula yang menyebut bangga dengan kreasi anak negeri yang luar biasa.
Tapi, yang terbaru, tren media sosial berubah.
Tetapi... Banyak orang yang mengerti IT dan teknologi dan ilmu ke dokteran berpendapat lain tentang hal ini. mereka meragukan kebenaran berita tersebut.
Netizen Pastikan Tangan Robot “Iron Man” dari Bali Adalah HOAX. Saat ini ramai memberitakan kisah Wayan Sumardana yang tangan kirinya lumpuh dan berhasil membuat tangan elektrik seperti robot layaknya di film bioskop. Alat-alat yang dia gunakan pun dari bahan bekas yang diklaim digerakan langsung dari perintah otaknya.
Netizen yang merasakan ada kejanggalan mulai melakukan analisa dari sudut pandang ilmiah. Dari kalangan dokter sampai pengamat yang mengerti tentang teknologi.
Bantahan pertama muncul dari akun facebook M Asad Abdurrahman,
Inilah foto mesin dari pencipta tangan robot yang dijuluki Iron Man itu..
tangan robot
Sangat jelas kelihatan kalau itu hanya perangkat palsu untuk membuat hoax.. Di kanan bawah ada USB port, untuk apa pakai port begituan? lalu disamping USB port itu ada port audio pink dan hijau.. Ngapain ada port audio? buat denger mp3 dari tangannya? Ini sudah kelihatan kalau dia hanya ambil bagian dari motherboard komputer.. Lalu port itu berdiri sendiri tanpa koneksi ke sirkuit apapun..
Juga perhatikan papan sirkuit (PCB) di kiri atas.. PCB itu sudah butek minta ampun, artinya itu rongsokan yang dia ambil dari tempat sampah, bukan buatannya sendiri.. Dari PCB itu kelihatan ada port PS/2 berwarna putih, jadi teridentifikasi PCB itu dari suatu device yang terkoneksi ke PC..
Lalu PCB merah di atas batere itu PCB mouse
Yang jelas.. saya salut pada orang ini… dia berhasil membual dan banyak yang percaya…
Tidak cukup hanya disitu, seorang Netizen bernama Neko Daisuki mulai menganalisa dari video yang tersebar saat ini.
Setelah lihat videonya, kok banyak yang janggal ya?
1. Persendian lengannya masih bisa dibilang longgar, keliatan waktu dia lagi masang lengannya. tapi lucu nya respon ke pergerakan tangannya cepat + pasti (ga salah2 gerak). Ini ga mungkin. Ibarat tarikan motor yang rantainya kendor sama yang pas. Pasti ngerti lah maksud saya.
2. Gear nya banyak di luar, bisa dibongkar pasang. Ajaib, gerakannya cepat + leluasa. Yang lebih ajaib lagi, gear nya ga lepas…
3. Pergerakan tangannya terlalu biologis. Sedangkan dimana2 yang namanya benda mekanis itu gerakannya masih kaku. Banyak jeda pergerakan walaupun cuma beberapa milidetik. Bahkan asimo yang didevelop langsung oleh orang2 ahli dengan sarana mendukung pun, gerakannya juga masih bener2 terasa kayak robot kan? Nah dia saya lihat di bagian2 akhir video, gerakannya leluasa banget persis tangan asli.
4. Sensor otak? HAHAHA bahkan perusahaan2 teknologi besar aja, dengan sarana yang benar2 mendukung untuk riset ke teknologi ini, masih belum mampu. Bahkan untuk teknologi sensor-sensoran kaya gini ini ruang lingkupnya udah nanotech. Ga bakalan bisa dibikin secara DIY. Gak akan pernah bisa… Apalagi pake rongsokan.
5. Dan ngomong masalah sensor, sensor yang udah ada di seluruh smartphone sekarang: accelerometer, masih butuh waktu untuk baca sinyal bhwa hpnya dipake secara landscape (dari sebelumnya: portrait). Padagal ini sensor sederhana, ga pake sinyal2 frekuensi tertentu. Asli sensor untuk baca fenomena alam, masih butuh waktu beberapa mili detik untuk ganti mode ke landscape setelah hapenya diputar. Bahkan teknologi ini pun udah dikembangkan langsung sama ahlinya, sarananya mendukung, duitnya mendukung. Lah ini duit ga ada, sarana ga ada, pengetahuan mendalam tentang ini juga ga ada. Eh udah bisa nangkep “sinyal otak” tanpa lag?
barusan liat lagi videonya dan makin kesini makin yakin kalo ini 100% HOAX hahaha
6. Itu katanya tangannya lumpuh dari lengan atas. Berarti seharusnya gear2 nya udah dimulai dari bahu. Dan disana kayanya hampir ga ada gear persendian sama sekali. Padahal disana bagian paling vital. Persendian di bahu ke lengan atas itu perputarannya hampir 180 derjat secara 3D (ga cuma 2 arah). Lah, kok dia di bagian sana kosong? Ga keliatan ada susunan gear yang rumit? Padahal lengan atasnya leluasa banget lho itu…
7. Ini bisa dibilang exoskeleton. Tapi ga ada batang besi/logam bener kuat yang menopang lengan atas + lengan bawah dengan kuat yang berfungsi sebagai tulang seperti namanya.
8. Ternyata jarinya juga bisa gerak! Bisa genggam batang logam! Tapi masih ga ditemukan tulang2 mekanis buat diikat ke jari2nya. Malah cuma ada sarung tangan longgar yang ga tau itu dalamnya kayak apa.
9. Kayaknya ga ada baterai atau semacamnya. Anggap deh “sinyal otak” ini beneran berfungsi, tapi itu cuma buat kontrol, bukan sebagai power supply. Nah itu kok bisa hidup? Bisa gerak? Dispenser yang fungsi nya buat panasin air aja masih harus dicolok ke listrik kan?
Saya bukannya gak mendukung kreatifitas, saya cuma nggak mau terbawa eforia tapi ternyata semu. Ini beda sama mobil listrik kmrn, yang itu dia emang punya ilmu di bidang itu, karya nya pun sesuai sama siapa dia sebenernya. Tapi ini terlalu banyak kejanggalan. Lagian teknologi kayak gini udah banyak di luar negeri kok. Tapi kalo ga salah sumber sensornya ke saraf, bukan ke otak.
Gimanapun juga, lengan “robot” ini terlalu fantasi untuk jadi realita. Bahkan kalo boleh jujur, JARVIS nya Iron Man terasa jauh lebih masuk akal, karena JARVIS itu basic teknologinya AI, armor ironman pun berfungsi berdasarkan gerakan tangan si Stark, sensor gerakan di setiap kaki sama tangan untuk nambah kekuatan + daya tahan, tapi roket laser, missile dan segalanya itu emang masih jauh dari logika hahaha (LOL)
Seorang Netizen yang mengaku dokter, Arga Aditya juga mencoba mengklarifikasi apa yang dilihatnya.
Hai, saya adalah seorang dokter yg sering menangani masalah stroke dan kelemahan anggota gerak.
Saya sangat setuju dengan pendapat mas Neko Daisuki, teknologi ini sangat HOAX.
Kenapa?
Pertama, proses motorik menggerakan tangan itu merupakan masalah neurologis yg kompleks. Tidak bisa diselesaikan oleh “sensor” seperti itu.
Butuh sensor yang bisa menerima semua sinyal saraf dari berbagai arah seperti halnya pada pemeriksaan EEG.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Electroencephalography
Kedua, alat tersebut adalah exoskeleton.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Powered_exoskeleton
Jika dilihat dari desain alat tersebut, alat tersebut hanya dibuat untuk mengangkat bahu dan lengan saja.
Tetapi pada video ini terlihat jari2 lengannya masih bisa bergerak bebas.
Seharusnya jika lengannya betul lumpuh atau mengalami kelemahan otot, jari2nya juga harusnya mengalami lumpuh atau kelemahan otot, tapi pada kasus ini tidak.
Ketiga, teknologi saat ini yg mendekati alat gerak otomatis adalah adalah i-limb dari Amerika yg bekerja dengan mencari sinyal saraf dari otot, bukan dari otak.
http://www.touchbionics.com/products/active-prostheses/i-limb-ultra
Dan juga produk eksobionic yg bekerja menopang tubuh
http://www.eksobionics.com/
Keempat, masalah exoskeleton ini masih sangat diteliti oleh para ilmuwan di seluruh belahan dunia. Riset terakhir adalah pada jurnal medis bulan januari 2016. Selanjutnya bisa dilihat disini.
http://www.engadget.com/2016/01/18/myo-wearable-controls-prosthetic-arm/
Semoga informasi ini membantu untuk meluruskan simpang siur yg ada. Tanggapi dengan lapang dada, bukan dengan emosi saling menghujat.
Tidak percaya dengan argumen-arggumen tersebut? silahkan coba sendiri Robot Iron Man tersebut, hehee
Entah apa tujuannya, jika benar hal ini adalah HOAX atas ketidak tahuan dari para reporternya. Mungkin saja pengalihan isu ketika media besar macam Kompas TV, Net TV, media seperti Tribun, Merdeka,Tempo, Republika, dan Harian mulai mengangkatnya. [ bidhuan]